
BATU, KRISDAYANTINEWS.COM – Calon Walikota Batu, Kris Dayanti (KD), menggelar pertemuan dengan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Tonggolari, Kecamatan Batu,Kota Batu, Kamis, sore (3/12024).
Agenda ini difokuskan pada pembahasan permasalahan sampah yang selalu menjadi Pekerjaan Rumah (PR) tahunan pemerintah Kota Batu.
Bertempat di salah satu rumah anggota PKK Tonggolari, dihadiri oleh puluhan ibu-ibu PKK yang antusias untuk mencari solusi atas isu berdampak besar pada lingkungan dan kesehatan masyarakat Kota Batu.
KD yang dikenal dengan kepeduliannya terhadap lingkungan dan isu kesehatan, mengawali dialog dengan menekankan pentingnya peran ibu-ibu dalam mengelola sampah rumah tangga.
Menurutnya, ibu-ibu PKK memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak perubahan, terutama dalam hal pengelolaan sampah di tingkat keluarga dan lingkungan sekitar. “Permasalahan sampah harus kita atasi bersama, dan ibu-ibu PKK bisa menjadi agen perubahan yang kuat. Mulai dari rumah tangga,” ujar KD, asli kelahiran Kota Batu, bisa memberikan dampak positif untuk lingkungan.
Sebelumnya, mantan anggota DPR RI tersebut juga telah meninjau TPST Dadaprejo dan TPS 3R Temas. KD berdiskusi dengan para pengelola dan pekerja di masing-masing TPS.
Lebih lanjut, kader PDI-P ini menyampaikan beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi produksi sampah. “Salah satu caranya adalah dengan melakukan pemilahan sampah dari sumbernya, memisahkan antara sampah organik dan anorganik,” saran KD pengusung maju sebagai Calon Walikota PDI-P dan Wakil Walikota Batu Kresna Dewanata Prosakh dari NasDem.

Diskusi semakin hangat ketika ketua PKK Tonggolari, menyampaikan berbagai masalah yang mereka hadapi terkait sampah di lingkungan mereka. Ketua PKK Tonggolari, Sulisti Ulfa mengungkapkan bahwa sering kali sampah menumpuk, karena kurangnya tempat pembuangan sementara yang memadai. “Ke belakang ini, kan ada permasalahan. Yang pertama ini tentang pembuangan sampah. Jadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terakhir di Desa Tlekung kan sudah ditutup jadi menimbulkan permasalahan,” ujar Ulfa.
Menurut Ulfa, Kota Batu sebagai kota wisata. Jadi kalau urusan tidak bisa teratasi jadi nanti wisatawan bisa kecewa,” sambungnya.
Menanggapi hal ini, KD berkomitmen memperjuangkan penyediaan fasilitas yang lebih baik untuk pengelolaan sampah di desa tersebut, termasuk memperbaiki sistem pengangkutan sampah yang dinilai belum optimal.
Tidak hanya fokus pada penanganan sampah. KD juga membahas terkait stunting, pajak hingga program-program dengan pendekatan gender.
Giat rembukan bersama anggota PKK ini menjadi upaya KD dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Batu serta membangun kota yang bersih dan sehat.
Tinggalkan Balasan